Seni Budaya 3 (Jemblung-Sholawatan Jawa)


L. JEMBLUNG

Jemblung adalah seni tutur tradisional yang dilakukan oleh empat orang pemain. Menurut masyakat setempat, kata jemblung merupakan jarwo dhosok (penggabungan dua kata menjadi kata bentukan baru) yang berarti jenjem-jenjeme wong gemblung (rasa tentrem yang dirasakan oleh orang gila). Pengertian ini diperkirakan bersumber dari tradisi pementasan jemblung yang menempatkan pemain seperti layaknya orang gila.

Para pemain jemblung tampak tampil dalam pementasannya tanpa properti artistik apapun, bermain seperti halnya sandiwara Kethoprak dan mengiringi pertunjukkan dengan aransemen musikal yang dibangun melalui sajian musik mulut (oral). Adapula yang berpendapat bahwa pada jemblung berasal dari kata jemblung umar madi, yaitu seorang tokoh dalam cerita umar amir (bersumber dari serat ambiya atau riwayat para nabi) yang memiliki ciri berperut buncit aw : Njemblung). Ini berkaitan dengan salah satu cerita yang disajikan dalam pertunjukan jemblung bersumber dari serat ambiya. Dalam pertunjukannya pemain jemblung duduk di kursi menghadap sebuah meja yang berisi nasi tumpeng dan jajan pasar yang menjadi properti pementasan. Pertunjukan jemblung menyajikan kisah-kisah babad, legenda atau cerita rakyat yang adegannya diplot seperti halnya plot cerita pada pertunjukan kethoprak. Jemblung masih tumbuh dan berkembang di kecamatan Tambakdan Sumpiuh.

M. KARAWITAN GAGRAG BANYUMAS

Karawitan gagrag Banyumas salah satu gaya dalam karawitan Jawa yang tumbuh dan berkembang di wilayah sebaran budaya Banyumas.
Karawitan gagrag Banyumas dikenal memiliki 3 warna yaitu warna wetanan, kulonan dan Banyumasan. Warna wetanan dalam karawitan gagrag Banyumas dipengaruhi oleh karawitan kraton (gaya Surakarta dan Yogyakarta). Warna kulonan dipengaruhi oleh karawitan gaya Sunda. Adapun warna Banyumasan adalah warna khas yang dilatar belakangi oleh budaya masyarakat setempat yang bernafas kerakyatan. Ketiga warna tersebut dapat dijumpai pada bentuk gendhing, garap gendhing dan garap instrumen dalam setiap penyajiannya. Karawitan gagrag Banyumasan disajikan dalam perangkat gamelan ageng. Namun demikian dapat pula disajikan dengan menggunakan perangkat musik calung maupun angklung yang merupakan perangkat musik khas Banyumasan. Hingga saat ini karawitan gagrag Banyumasan masih tumbuh subur di seluruh wilayah kabupaten Banyumas.

N. LENGGER

Lengger adalah seni pertunjukan tradisional khas Banyumas yang dilakukan oleh penari wanita. Dalam pertunjukannya penari lengger menari sambil menari (nyinden) dengan diiringi oleh gamelan calung. Kata lengger merupakan jarwo dhosok (penggabungan dua kata menjadi kata bentukan baru) yang berarti diarani leng jebule jengger atau dikira lubang ternyata mahkota ayam jantan. Maksud jarwo dhosok tersebut adalah berkaitan dengan kaftan dengan kebiasaan pada masa lalu pemain lengger berjenis kelamin laki-laki yang berdandan perempuan. Leng adalah simbol gender perempuan sedangkan jengger adalah simbol gender laki-laki. Dalam perkembangannya, kesenian lengger lebih sebagai media hiburan sehingga penari yang semula laki-laki diganti dengan penari perempuan yang berparas cantik. Pada masyarakat tradisional di daerah Banyumas, lengger memiliki fungsi ritual sebagai pelaksanaan upacara kesuburan. Lengger dipentaskan untuk keperluan baritan (upacara minta hujan ), sedekah bumi (upacara syukuran setelah panen padi), !caul atau nadar dan lain-lain. Saat sekarang lengger banyak dipentaskan untuk keperluan hiburan masyarakat pedesaan maupun perkotaan dan telah dimodifikasi menjadi tarian-tarian yang digarap dengan konsep masa kini. Lengger hidup subur di seluruh wilayah sebaran budaya Banyumas.

O. SLAWATAN JAWA

Adalah musik bernafas islami dengan perangkat berupa terbang Jawa. Semua pemain slawatan Jawa adalah laki-laki dewasa. Slawatan Jawa masih berkembang di kecamatan Baturraden dan Purwokerto

Sumber : http://www.banyumaskab.go.id/berita/index.php?idm=&jns=1&idkb=6&id_beritaawal=1538&id_berita=1540, tanggal 10 April 2009.
Download : 23 Januari 2012

Comments :

0 komentar to “Seni Budaya 3 (Jemblung-Sholawatan Jawa)”

Posting Komentar

 

Blog Banyumas

  • Silsilah Cilacap - *KI AGENG SUTA CANDRA* Disalin oleh : 1. Harjo Suwito ( cucu Arsadikara / Penatus Jeruklegi ) 2. Sumadi Arief Hartoyo (Buyut Arsadikara / Penatus Jerukle...
    1 tahun yang lalu
  • Polling BBC: Indonesia paling pro-Jepang di Dunia - Hubungan Indonesia-Jepang memang telah terjalin sejak waktu yang cukup lama. Seperti halnya relasi dengan negara lain, hubungan Indonesia-Jepang pun mengal...
    10 tahun yang lalu
  • Bersyukurlah atas segala nikmat - ‘ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN’, Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjala...
    13 tahun yang lalu