Seni Budaya 2 (Bongkel - Gumbeng)

Seni dan Budaya


F. BONGKEL
Bongkel adalah musik tradisional mirip angklung, hanya terdiri atas satu buah instrumen dengan empat buah bilah berlaras slendro dengan nada 2 (ro), 3 (1u), 5 (ma) dan 6 (nem). Dalam penyajiannya, bongkel memiliki gendhing-gendhing khusus. Bongkel hanyatumbuh dan berkembang di Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati.
 
G. BUNCIS

Buncis adalah perpaduan antara musik dan tail yang dibawakan oleh delapan penari pria. Dalam pertunjukkannya, pemain buncis menari sambil bermain musik dan vokal dengan membawa alat musik angklung. Buncis merupakan kesenian khas desa Tanggeran, kecamatan Somagede, kabupaten Banyumas.

H. CALUNG

Calung adalah musik tradisional dengan perangkat mirip gamelan terbuat dari bambu wulung. Musik calung hidup di komunitas masyarakat pedesaan di wilayah sebaran budaya Banyumas. Menurut masyarakat setempat, kata "calung" merupakan jarwo dhosok (dua kata yang digabung menjadi kata bentukan baru) yang berarti carang pring wulung (pucuk bambu wulung) atau dicacah melung-melung (dipukul bersuaranyaring).

Spesifikasi musik calung adalah bentuk musik minimal, yaitu dengan perangkat yang sederhana (minimal), namun mampu menghasilkan aransemen musikal yang lengkap. Perangkat musik calung teridiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendhang. Perangkat musik ini berlaras slendro dengan nada-nada I (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (ma) dan 6 (nem).

Dalam penyajiannya, calung menyajikan gendhing-gendhing gaya Banyumas, Surakarta, Yogyakarta, Sunda, dan lagu-lagu pop yang diaransir ulang. Calung tumbuh subur di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas.

I. COWONGAN

Cowongan adalah upacara minta hujan dengan menggunakan properti berupa siwur atau irus yang dihias menyerupai seorang putri. Pelaku cowongan terdiri atas wanita yang tengah dalam keadaan suci (tidak sedang haid, nifas, atau habis melakukan hubungan seksual). Dengan menyanyikan tembang-tembang tertentu yang sesungguhnya merupakan doa-doa itu. Cowongan dilaksanakan hanya pada saat terjadi kemarau panjang. Biasanya ritual ini dilaksanakan mulai pada akhir masa kapat (hitungan masa dalam kalender Jawa) atau sekitar bulan September. Pelaksanaannya pada tiap malam jumat dimulai pada malam jumat kliwon. Dalam tradisi masyarakat Banyumas, cowongan dilakukan dalam hitungan ganjil misalnya I kali, 3 kali, 5 kali atau 7 kali. Apabila sekali dilaksanakan cowongan belum turun hujan maka dilaksanakan 3 kali. Jika dilaksanakan 3 kali belum turun hujan maka dilaksanakan sebanyak 5 kali demikian seterusnya hingga turun hujan. Cowongan hingga saat ini masih dapat dijumpai di desa Plana, Kecamatan Somagede.

J. EBEG
 

Di Banyumas kesenian kuda lumping lebih dikenal dengan sebutan "Ebeg". Tarian ebeg ini menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu yang diiringi dengan alat musik gamelan dan dipimpin oleh seorang "Penimbul" atau dalang ebeg. Pada puncak aktifitasnya para penari akan kesurupan sambil makan bunga, pecahan kaca, dan biji padi sambil dicambuk oleh sang Penimbul. Dan para penari akan sadar kembali setelah dibacakan mantra oleh Penimbul atau dalang ebeg tadi.

K. GUMBENG

Gumbeng adalah permainan rakyat yang terdiri atas potongan ruas bambu yang dilaras dengan nada-nada tertentu, diletakkan di atas kaki yang sengaja di julurkan ke depan dalam posisi duduk. Gumbeng masih berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas.
 

Comments :

0 komentar to “Seni Budaya 2 (Bongkel - Gumbeng)”

Posting Komentar

 

Blog Banyumas

  • Silsilah Cilacap - *KI AGENG SUTA CANDRA* Disalin oleh : 1. Harjo Suwito ( cucu Arsadikara / Penatus Jeruklegi ) 2. Sumadi Arief Hartoyo (Buyut Arsadikara / Penatus Jerukle...
    1 tahun yang lalu
  • Polling BBC: Indonesia paling pro-Jepang di Dunia - Hubungan Indonesia-Jepang memang telah terjalin sejak waktu yang cukup lama. Seperti halnya relasi dengan negara lain, hubungan Indonesia-Jepang pun mengal...
    10 tahun yang lalu
  • Bersyukurlah atas segala nikmat - ‘ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN’, Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjala...
    13 tahun yang lalu