MEETING NOTES : BEDAH BUKU BALADA SEORANG LENGGER

oleh Hariawan Agung Wahyudi
 
BEDAH CERPEN BALADA SEORANG LENGGER


Pembuka yaitu dengan Cerita Babad Pasir Luhur (Ketoprak Obong), oleh Agustav Triono.
Kritikus, menjembatani antara tulisan dan yang membaca. (Lejar)
Oleh Arif Hidayat Cerpen 1:
Benteng Pendem
Terpotong dengan adanyua Tawur, kompleksitas kurang terbangun. Tentang Penjajhan Belanda, kejiwaan tentang orang2 yang kerja Rodi, mitos benteng Pendem.

Cerpen 2:
Makam tanpa Nama, tidak logis, yaitu Koran Rakyat, bagaimana kehidupan tokoh yang di cerpen tidak dijelaskan (Pola kehidupan si nenek

Pongkor-pongkor tua, psikologi seorang penderes sebaiknya dijelaskan, bukan hanya gambaran suasana desa.

Rawuhan, tradisi di desa, kekurangannya bahasanya agak bosan. Tapi cukup menarik.

Batu Bisu, Gunung Meletus, bagaimana meramu konflik yang ada, seperti gambaran social yang dikaitkan dengan gambaran tokoh yang ada d daerah itu, semisal Mbah Marijan dengan Merapi.

Jelmaan Dewi Supraba, tentang Dewi Supraba dijelaskan, kemiripan toh dengan dewi supraba juga tidak dijelaskan.

Sepeda untuk Bapak, terlalu banyak kata hubung seperti penghubung waktu.

Darah Keadilan, menarik untuk konflik, seorang yang dulunya kuliah akhirnya bekerja menjadi penderes, dijelaskan prosesnya sehingga bisa menjadi penderes.

Balada seorang Lengger, alur kurang menarik, terlalu luas sehingga konflik kurang mengena.

Kesetiaan Bulan, setting social Baturraden (keadaan or gambaran Gang Sadar) itu seperti apa.

Tawuran Banyu, Konflik menarik, sudut pandang cukup menarik, Cuma jadi tidak menyambung, dan sebab terjadi tawur banyu dikeluarkan.

Bukan Sketsa Biasa, lebih mengarah ke mistis, cerita tentang pelantikan seorang lurah, tetapi mistik tidk terungkap.

Kerling Penari Lengger, Perjalanan yang dilakukan oleh tokoh di dalam cerpen ini tidak dijelaskan gambaran lebih jauhnya, lebih terlihat seperyi pengalaman pribadi.

Kerinduanku Terkoyak, Judul tertalu puitis, pesan kurang jelas.

Kubunuh Kau dengan Keperawananku, Gambaran rumah dan kisah yang ada tidak bisa ditampilkan.

Cinta diantara Dua Huruf “O”, bahasanya berbeda dari cerpen lainnya, settingnya menarik, terlebih hubungan orang banyumas dengan orang luar.

Ketoprak Obong, kurang digambarkan kesukaan si anak pada Dewi Citoroso,

Katresnan sak Jeroning Segara…

Dari keseluruhan Cerpen, cukup menarik. Saran, dibentuk suatu reviewer ke depannya. (Arif Hidayat).

Sebaiknya ada synopsis.



Ahmad Tohari
Kepengarangan adalah sebuah proses. Proses, bisa berarti marah terhadap sebuah kritik. Saat Novel pertama “KUBAH” karangannya dikritik habis poleh orang yang sangat dihormatinya, yaitu Gus Dur. Ide dalam buku tersebut bagus, tetapi gaya bahasa menulisnya buruk (terlalu mudah ditebak, bahasa datar,). Auto kritik, membandingkan tulisan sendiri dengan tulisan orang yang kita suka. Merasa telah menjadi seorang pengarang itu sebenarnya salah, penulis yang baik itu lebih baik menghargai kritik daripada pujian,. Pengarang yang maju adalah pengarang yang mau diisi oleh pengarang-pengarang sebbelumnya dan yang mau menerima kritik orang lain. Sangu pengarang yaitu Ilmu social, ekonomi, sejarah, psikologi, agama, novel (, pop, porno, cengeng).
Kesan: Cerpen cukup OK.

Mas azat, sebaiknya ada satu sampel di internet yang bisa didownload secara gratis.
Antologi cerpen  “Cerpen Sejarah Banyumas”  feb akhir deadline pengumpulan, april launching bersamaan lahirnya Banyumas. (1940-1970)
Aziz, (Madura), unsur2 estetis yang ada, standarisasi khas Banyumas ditampilkan, ideology dalam membentuk suatu satra ditonjolkan, independensi karya sastra yang akan diperjuangkan (missal, teknik, wawasan, )
Kalau bisa, ada wacana bersama, tidak sekedar memproduksi, ada riset dahulu sebelum menulis. (Tukang Sol Sepatu, mas gondrong)
Hari, epilog kumpulan cerpen kompas 1996, (anjing2 penjaga kuburan). Cerpen adalah menghibur, informative, dan dapat menjadi hantu selamanya. Penamas diharapkan dapat menjembatani, memfasilitasi, dan memberikan pencerahan kepada seseorang dalam melakukan penulisan, tentang apa saja yang perlu dipersiapkan apabila ingin membuat suatu tulisan.  
Suami mbak Titin S, menulis itu seperti orang belajar berjalan, ada yang cepat, sedang, dan lambat. Perlu adanya diskusi.  ---- Latar belakang penulis tidak harus sama dengan tema tulisan yang akan dibuat (
Sastra adalah ilmu pengetahuan, tata krama sastra juga harus diperhatikan. ----- PenAMas hanya sebagai wadah, antologi merupakan sebuah arena. 


Sumber : Grup Facebook Penamas


Comments :

0 komentar to “MEETING NOTES : BEDAH BUKU BALADA SEORANG LENGGER”

Posting Komentar

 

Blog Banyumas

  • Silsilah Cilacap - *KI AGENG SUTA CANDRA* Disalin oleh : 1. Harjo Suwito ( cucu Arsadikara / Penatus Jeruklegi ) 2. Sumadi Arief Hartoyo (Buyut Arsadikara / Penatus Jerukle...
    1 tahun yang lalu
  • Polling BBC: Indonesia paling pro-Jepang di Dunia - Hubungan Indonesia-Jepang memang telah terjalin sejak waktu yang cukup lama. Seperti halnya relasi dengan negara lain, hubungan Indonesia-Jepang pun mengal...
    10 tahun yang lalu
  • Bersyukurlah atas segala nikmat - ‘ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN’, Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjala...
    13 tahun yang lalu